Viral Link Video IKSPI Ala Keri Keri Durasi 7 Menit, Menampilkan Apa?

Telah menjadi perbincangan hangat di TikTok, sejumlah video berdurasi sekitar tujuh menit yang menampilkan siswa-siswa berseragam IKSPI. Klip pendek ini dengan cepat menarik perhatian publik dan banyak diburu oleh warganet.
Dalam tayangannya, terlihat para siswa tersebut dengan riang berjoget diiringi backsound lagu dangdut yang liriknya didominasi oleh pengulangan kata 'Keri-keri'.
Tak hanya itu, tulisan 'Siswa 7 menit 20 detik ala keri-keri' yang terpampang semakin memicu rasa penasaran netizen mengenai isi video lengkapnya.
IKSPI sendiri merupakan kependekan dari Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia "Kera Sakti", sebuah perguruan silat yang berpusat di Madiun, Jawa Timur.
Perguruan ini didirikan oleh Raden Totong Kiemdarto pada 1980. Ilmu bela diri yang diajarkannya merupakan perpaduan antara Kung Fu aliran utara dan selatan, yang diwarisi dari para pendekar keturunan Tionghoa di Indonesia.
Hingga kini, makna di balik kata "Keri-keri" masih menjadi tanda tanya dan memunculkan berbagai spekulasi. Beberapa menduga itu adalah jargon atau kode internal di lingkungan IKSPI, namun pihak perguruan belum memberikan penjelasan resmi.
IKSPI ala keri keri durasi 7 menit 2
Jika ditinjau dari sisi bahasa, kata "keri" memiliki arti yang beragam. Dalam bahasa Jawa, "keri" dapat diartikan sebagai 'tinggal' atau 'ketinggalan'. Sementara dalam konteks lain, kata ini bisa merujuk pada makna lain yang hanya diketahui oleh orang yang mengucapkannya.
IKSPI ala keri keri durasi 7 menit
Merespons viralnya video ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Beredarnya berbagai link yang mengklaim sebagai video lengkap 7 menit 20 detik berpotensi disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Tautan semacam itu seringkali merupakan bagian dari skema phishing yang menargetkan pembeli (buyer phishing).
IKSPI ala keri keri durasi 7 menit
Modus ini biasanya dilakukan dengan menyamar sebagai penjual atau pihak terpercaya di platform e-commerce untuk mengelabui korban. Tujuannya adalah mengincar data sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi akun yang dapat disalahgunakan untuk pencurian identitas dan penipuan keuangan.