Pasutri Koruptor Eks Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Dilepas dari Lapas buat Nikahin Anak: Kalo Ada Uang Boleh Ya?

Media sosial dihebohkan dengan kabar keluarnya dua terpidana korupsi di lingkungan Kota Semarang, dari lembaga pemasyarakatan (lapas) untuk menghadiri pernikahan anak mereka.

Dua orang pengelola Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Semarang memberikan izin kepada terpidana kasus tindak pidana korupsi (Tipikor), Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita, dan suaminya, Alwin Basri, untuk menghadiri pernikahan putra mereka. Acara digelar di gedung pertemuan Royal Candi Golf Semarang pada Jumat, 26 September 2025.

Hevearita merupakan mantan Walikota Semarang, sementara Alwin Basri adalah mantan Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah. Keduanya telah divonis dalam kasus korupsi di lingkungan Pemkot Semarang. Mbak Ita divonis 5 tahun penjara pada 27 Agustus 2025, sedangkan Alwin Basri divonis 7 tahun.

Dasar Hukum Izin Luar Biasa

Pihak Lapas Kelas IIA Bulu Semarang menyatakan pemberian izin luar biasa (ILB) tersebut telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan serta Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999. Izin diberikan khususnya berdasarkan Pasal 52 angka (1) huruf b mengenai izin keluar dalam hal-hal luar biasa.

Proses pemberian izin diawali dengan survei lapangan, yang hasilnya dilaporkan dalam Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP). Dari sidang tersebut, kemudian diterbitkan Surat Keputusan Kalapas. Pada hari pelaksanaan, tiga petugas Lapas Perempuan Semarang bersama personel polisi melaksanakan pengawalan.

Kepala Lapas Bulu, Ade Agustina, dalam keterangannya menyatakan, “Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan tertib, aman, dan kondusif.” Ia menegaskan bahwa pemberian izin luar biasa merupakan bentuk penghormatan terhadap hak warga binaan, namun tetap dilakukan dalam pengawasan ketat petugas.

Suasana Privat dan Sorotan Publik

Eks Walikota Semarang Mbak Ita

Pernikahan putra Mbak Ita dan Mas Alwin tersebut berlangsung dengan suasana yang sangat privat dan terbatas. Undangan hanya beredar di lingkaran tertentu, memunculkan pertanyaan tentang hubungan persahabatan di masa lalu.

Privatnya acara ini seakan memberi pesan, bahwa dalam lingkaran kehidupan, tidak semua yang pernah dianggap teman akan tetap berjalan seiring sampai akhir. Ada yang masih setia diundang masuk, ada pula yang hanya bisa mendengar kabar dari jauh.

Kabar izin keluar lapas ini pun menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Banyak yang mempertanyakan kesempatan yang diberikan kepada narapidana untuk urusan pribadi.

Eks Walikota Semarang Mbak Ita

“Siapakah kepala lapas itu?? Bolehkah kita silaturahmi?” tulis seorang netizen.

“Kalau ada uang boleh izin kok,” tulis netizen lainnya menyindir.

“Jadi, apa makna dari ditahan?” tulis lainnya.

"Orang kaya/politikus/penguasa wih bebas tapi utk masyarakat biasa ? jangan TANYA,” tulis netizen yang lain.