Suara Lantang dari New York! Pandji Pragiwaksono dan Diaspora Serukan: Reset Indonesia
Gosip
 250920255.png)
Sebuah video yang diunggah oleh aktor dan komika Pandji Pragiwaksono menyita perhatian publik. Video tersebut menampilkan suara-suara alternatif dari diaspora dan mahasiswa Indonesia yang sedang berada di New York, Amerika Serikat.
Aksi ini diinisiasi untuk menyuarakan beragam keresahan yang dirasakan terhadap kondisi dalam negeri. Pandji, melalui platform Instagram-nya, ingin memastikan bahwa ada perspektif lain yang sampai ke telinga pemerintah.
"Indonesia tidak sempurna, tapi layak diperjuangkan. Inilah aksi perjuangan masyarakat Indonesia di NYC, untuk memastikan bahwa ada suara-suara lain, keresahan lain, tuntutan lain, yang perlu disampaikan," ujar Pandji, dalam keterangan video yang ia unggah ke Instagram, Kamis, 25 September 2025.
Baca Juga: Nikita Willy Kritik Pemerintah Terkait Kasus Raya, Balita Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing
Dalam keterangannya, Pandji juga menyindir kelompok diaspora lain yang sebelumnya ramai diperbincangkan.
Kelompok tersebut dikritik karena menginap di hotel mewah saat mengaku mewakili suara rakyat.
Baca Juga: Gaji DPR 75 Kali Lipat UMR, Pandji Pragiwaksono Sindir Telak: "Di Dalem Juga Nge-Blank!
"Temen-temen gue ini ga ikut nginep di Aman, tapi mendambakan Indonesia yang aman," lanjut sang komika dalam tulisannya.
Video berdurasi pendek itu memuat berbagai tuntutan dan kritik pedas yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia. Suara yang disajikan ingin meluruskan narasi yang selama ini beredar.
Para peserta dalam video itu secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak merasa terwakili oleh segelintir WNI yang selama ini sering tampil sebagai perwakilan diaspora di Amerika. Mereka ingin menunjukkan bahwa suara diaspora lebih beragam.
Pandji Pragiwaksono (Youtube)
Salah seorang diaspora membuka pernyataannya dengan permintaan maaf.
"Di sini, kami pertama-tama ingin mengucapkan permohonan maaf kepada para diaspora karena belakangan ini beredar pemberitaan di media bahwa ada segelintir orang yang menyatakan diri sebagai perwakilan diaspora, bahwa hal itu tidak benar," ujar seorang lelaki yang mengenakan keffiyeh dalam video tersebut.
Isu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diwarnai insiden keracunan massal juga menjadi sorotan utama. Salah seorang mahasiswi dengan lantang menuntut adanya evaluasi menyeluruh.
"Evaluasi dan hentikan sementara program MBG karena sudah ada 5.000 siswa yang keracunan," tegasnya.
Kekhawatiran akan kemunduran demokrasi juga sangat kuat disampaikan. Seorang lelaki diaspora mengungkapkan ketakutannya bahwa Indonesia akan kembali ke era represif seperti Orde Baru.
"Bahwa kita tidak ingin kembali ke jaman Orba, di mana kebebasan untuk menulis dan semacamnya itu di-screening oleh pemerintah," ungkapnya.
Postingan Pandji Pragiwaksono (Instagram)
Tuntutan untuk menghentikan kriminalisasi terhadap para aktivis dan pegiat literasi juga menjadi poin sentral. Seorang diaspora perempuan menyampaikan hal ini dengan jelas.
"Hentikan kriminalisasi terhadap aktivis demokrasi, hentikan kriminalisasi terhadap pencinta buku, pembaca buku, buku itu sendiri, dan penerbit buku," katanya.
Mereka juga mendesak pemerintah untuk bersikap lebih tegas dalam isu kemanusiaan global, khususnya konflik di Palestina. Desakan ini mereka sandarkan pada amanat konstitusi UUD 1945.
Video tersebut ditutup dengan seruan bersama yang penuh emosi. Seruan ini menjadi kristalisasi dari semua kekecewaan dan harapan yang mereka rasakan.
"Kami tidak bangga. Reset Indonesia!" seru mereka secara bergantian, mengakhiri video pernyataan sikap tersebut.