Plot Twist! Rumah yang Dijarah Massa Bukan Milik Nafa Urbach
Gosip

Insiden penjarahan oleh yang menyeret nama anggota DPR RI dari kalangan selebritas, Nafa Urbach menguak fakta baru sekaligus mengejutkan.
Rumah di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, yang menjadi sasaran amuk massa pada Minggu (31/8/2025), ternyata bukan milik Nafa dan tak ditinggali olehnya.
Klarifikasi ini datang langsung dari Syamsul, seorang petugas keamanan yang berjaga di kompleks perumahan tersebut.
Baca Juga: Nafa Urbach Liburan Bareng Zack Lee dan Anak ke Korea Selatan
Menurut kesaksiannya, properti yang diserbu itu sebenarnya merupakan milik dari Zack Lee, yang merupakan mantan suami Nafa Urbach.
"Itu adalah rumah milik mantan suaminya," ungkap Syamsul saat memberikan keterangan kepada wartawan.
postingan Nafa Urbach
Baca Juga: Dukung Tunjangan Rumah 50 Juta untuk DPR, Nafa Urbach Kena Sentil Joko Anwar
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa Nafa Urbach memang sesekali terlihat mengunjungi rumah tersebut.
Namun, kunjungannya itu cuma untuk bertemu dengan anaknya yang tinggal di kediaman tersebut bersama Zack Lee.
"Anaknya memang tinggal di sini, jadi terkadang Ibu Nafa suka datang kemari untuk berkunjung," jelasnya.
Fakta ini mengindikasikan bahwa massa yang datang kemungkinan besar tidak mengetahui secara pasti kepemilikan rumah dan bertindak hanya berdasarkan informasi bahwa alamat tersebut terafiliasi dengan Nafa Urbach.
Meski terjadi penjarahan, Syamsul memastikan bahwa pada saat kejadian, rumah tersebut dalam kondisi tidak berpenghuni.
"Rumahnya memang tiba-tiba sudah dalam keadaan kosong. Jadi pas kejadian tidak ada orang," katanya.
Nafa Urbach [Instagram]
Insiden penyerbuan itu dilaporkan terjadi dalam dua gelombang pada waktu subuh, dan massa berhasil membawa kabur sejumlah barang berharga, termasuk satu unit televisi dan beberapa pakaian.
Nama Nafa Urbach sendiri menjadi salah satu target kemarahan publik bersama dengan anggota DPR dari kalangan artis lainnya, seperti Ahmad Sahroni, Uya Kuya, dan Eko Patrio.
Mereka menuai kecaman keras setelah mengeluarkan pernyataan dan melakukan aksi yang dianggap kontroversial terkait kenaikan tunjangan bagi anggota dewan, yang dinilai tidak menunjukkan empati terhadap kondisi masyarakat luas.