Nikita Mirzani Diisukan Jual Rumah Demi Suap Hakim, Responnya Jadi Sorotan

Nikita Mirzani kembali menarik perhatian publik setelah menjalani sidang lanjutan kasus dugaan pemerasan dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Kamis (17/7/2025). 

Bukan hanya jalannya persidangan, namun juga respons sarkastisnya terhadap isu yang menyebut sang aktris menjual rumah demi menyuap hakim.

Dengan nada bercanda dan tawa lepas, Nikita menanggapi tudingan tersebut secara terang-terangan. 

Baca Juga: Nikita Mirzani Curhat Ingin Jadi Diri Sendiri di Tengah Kabar Putus dari Ajudan Prabowo

Tanpa ragu, ibu 3 anak ini menyindir spekulasi yang beredar bahwa dirinya menjual aset pribadi demi memperlancar proses hukumnya.

"Jual rumah? Kalau bisa jual diri," ujar Nikita dengan celetukan khasnya saat hendak meninggalkan area pengadilan.

Baca Juga: Nikita Mirzani Gak Akan Maafin Vadel, Ada Kejadian Mengerikan yang Dialami Laura Meizani

Rumor ini muncul setelah beredar kabar bahwa aktris 39 tahun itu telah menjual salah satu rumahnya seharga Rp2,2 miliar. 

Langkah tersebut diduga dilakukan karena Nikita sedang membutuhkan dana untuk menyuap aparat penegak hukum.

Isu ini semakin memanas mengingat penjualan rumah terjadi di tengah proses hukum yang sedang berjalan, menyusul laporan dari Reza Gladys atas dugaan pemerasan dan pencucian uang.

Dalam persidangan hari itu, majelis hakim menjatuhkan putusan sela yang menolak seluruh nota keberatan atau eksepsi yang diajukan oleh tim kuasa hukum Nikita. 

Dengan keputusan ini, persidangan akan berlanjut ke tahap pembuktian.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dijadwalkan akan mulai menghadirkan saksi-saksi pada pekan depan. 

Meskipun putusan sela tidak berpihak padanya, Nikita tetap menunjukkan sikap santai. 

Pemain film 'Jakarta Undercover' ini mengaku sudah memprediksi hasil tersebut.

"Memang biasanya putusan sela itu pasti ditolak," kata Nikita dengan enteng.

Diketahui Nikita Mirzani dan asistennya, Mail Syahputra hingga kini masih ditahan karena kasus dugaan pemerasan dan pencucian uang yang dilaporkan oleh dr. Reza Gladys.