Geger Perseteruan Yai Mim Vs Nurul Sahara, Pendiri Madas Turun Tangan
Gosip

Perseteruan antara mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim, dengan tetangganya, Nurul Sahara, terus bergulir dan makin menjadi sorotan publik.
Awalnya, konflik bermula dari persoalan lahan parkir mobil rental milik Sahara yang berada di depan rumah Yai Mim. Lokasi tersebut dinilai mengganggu akses keluar masuk kendaraan. Namun, masalah berkembang menjadi lebih luas.
Salah satu pemicu yang belakangan terungkap adalah adanya kegiatan perkuliahan di rumah Yai Mim yang diakhiri dengan joget mahasiswa. Peristiwa sederhana itu diduga ikut memanaskan hubungan dengan tetangganya.
Baca Juga: Siap Serang Balik! Nurul Sahara, Sofwan dan Agil Terpantau Sudah Syuting di Podcast Denny Sumargo
Situasi kemudian makin pelik setelah suami Nurul Sahara, Mohammad Shofwan, disebut menjabat sebagai Ketua DPAC Madas Karangploso. Hal ini menyeret nama organisasi Madura Asli (Madas) ke dalam pusaran konflik.
Munculnya nama Madas membuat pendirinya, Baihaki Akbar, akhirnya buka suara lewat sebuah video yang beredar pada 28 September 2025.
Baca Juga: Yai Mim Eks Dosen UIN Malang Akui Pindah ke Kos demi Redam Konflik, Tetap Pulang untuk Kucing
“Perlu saya sampaikan, saya Baihaki Akbar selaku pendiri dan penggagas organisasi Madura Asli atau yang disebut Madas,” ungkapnya.
Baihaki mengaku kecewa dengan kondisi yang terjadi. “Saya sangat kecewa dan miris melihat terjadi kegaduhan di organisasi Madas. Saya selaku pendiri dan penggagas pertama kali organisasi Madas kecewa dengan hal ini,” ucapnya.
Postingan Tentang Yai Mim dan Sahara
Ia menegaskan bahwa Madas sejatinya tidak dibuat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. “Madas dibentuk dan dilahirkan karena tujuannya sebagai wadah pemersatu orang Madura seluruh Indonesia,” jelasnya.
Baihaki pun mengajak seluruh pihak untuk menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah. “Saya berharap mari kita duduk bersama, mari kita selesaikan secara pek-rempek, cara orang Madura,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga menyatakan kesediaannya untuk menjadi panitia pemilihan ketua umum Madas demi menegakkan kembali marwah organisasi.
“Madas harus berdiri tegak, Madas harus kompak, Madas harus menunjukkan kualitasnya untuk bisa menjadi wadah atau corong aspirasi seluruh warga Madura,” ujarnya.
Nurul Sahara vs Yai Mim-min
Baihaki turut menyinggung pentingnya menjaga sejarah. Menurutnya, jangan sampai ada pihak yang membelokkan perjalanan awal berdirinya Madas.
Di sisi lain, netizen juga ikut menyoroti keterlibatan nama Madas dalam konflik ini. “Yang merasa orang Madura tolong kasih nasehat ke Nurul Sahara, kasihan gara-gara ulah dia semua orang Madura kena hujat,” tulis seorang netizen.
“Madas tercoreng gara-gara Sahara nggak sih,” timpal akun lain.
Diketahui sebelumnya, konflik Yai Mim dan Sahara bermula dari sengketa batas tanah hingga pemanfaatan jalan sebagai lokasi parkir mobil rental. Video-video yang beredar sempat membuat Yai Mim dihujat, namun setelah fakta baru muncul, simpati publik berbalik ke pihaknya.