Apa Tugas Pemandu Karaoke? Profesi Penuh Risiko sampai Bikin Giska LC Meninggal
Vibes

Dunia hiburan malam kembali diselimuti duka setelah seorang Lady Companion (LC) atau pemandu karaoke di Kediri, Jawa Timur, menjadi korban tewas akibat dugaan keracunan minuman keras (miras).
Korban bernama Nur Almum Tahanah atau yang akrab disapa Giska (39), menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu malam (3/8/2025) setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Giska adalah korban meninggal kedua dalam insiden tragis yang menimpa total tiga orang LC di sebuah kafe dan karaoke di Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Giska LC, Korban Keracunan Miras Susul Rekannya Meninggal Dunia
Peristiwa memilukan ini tak ayal menyorot kembali profesi LC yang penuh warna namun juga sarat akan risiko.
Di tengah stigma yang seringkali melekat, banyak yang belum sepenuhnya memahami apa sebenarnya tugas dan tanggung jawab seorang LC di ruang karaoke.
Secara mendasar, tugas utama seorang LC atau pemandu karaoke adalah menjadi pendamping profesional bagi para tamu yang menggunakan jasa karaoke.
Baca Juga: Barang-Barang di Gerai Karaoke Dicuri, Inul Daratista Rugi Ratusan Juta
Akronim dari Lady Companion, peran mereka adalah memastikan tamu merasa nyaman, terhibur, dan menikmati sesi bernyanyi mereka. Ini mencakup berbagai layanan yang bertujuan untuk memeriahkan suasana.
Salah satu tugas inti seorang LC adalah membantu tamu memilih lagu yang sesuai dengan suasana hati.
Dengan pengetahuan musik yang luas, mereka dapat memberikan rekomendasi lagu, mulai dari yang bernuansa nostalgia hingga yang sedang tren.
Tak jarang, mereka juga bertugas mengatur daftar putar atau playlist agar semua tamu mendapat giliran bernyanyi secara adil dan sesi karaoke berjalan lancar.
Selain itu, seorang LC diharapkan dapat menjadi teman ngobrol yang asyik dan pencair suasana.
Mereka bertugas menjaga agar percakapan tetap hidup dan menghilangkan kecanggungan, terutama jika tamu datang dalam kelompok yang sudah lama tidak bertemu.
Kemampuan untuk berduet atau menyanyikan lagu bersama tamu juga menjadi nilai tambah yang sangat dihargai.
Namun di balik tugas menghibur tersebut, terdapat sisi gelap dan risiko yang sangat nyata, seperti yang tercermin dari kasus di Kediri. Profesi ini seringkali menempatkan para pekerjanya dalam posisi rentan.
Mereka dituntut untuk selalu tampil prima dan ramah, meski sedang lelah atau tidak nyaman. Tekanan untuk menemani tamu mengonsumsi minuman beralkohol adalah salah satu risiko terbesar yang dihadapi, yang berpotensi fatal jika minuman yang dikonsumsi adalah miras oplosan berbahaya.
Tragedi di Kediri menjadi bukti nyata dari risiko tersebut. Insiden bermula saat tiga LC, termasuk Giska dan korban tewas pertama berinisial IMS (32), diduga menenggak miras bersama tamu di tempat kerja mereka pada Jumat (1/8/2025).
Beberapa hari kemudian, mereka dilarikan ke rumah sakit dengan gejala keracunan berat.
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, AKP Cipto Dwi Leksana, mengonfirmasi bahwa penyelidikan intensif sedang dilakukan.
"Hasil diagnosis dokter korban mengalami keracunan makanan atau minuman. Barang bukti masih kita lakukan uji laboratorium juga jelasnya," katanya.
Kepergian Giska meninggalkan duka mendalam, terutama bagi kedua anaknya yang masih kecil.
Di mata teman-temannya, Giska dikenal sebagai sosok yang baik hati dan peduli.
"Dia itu kayak kakak sendiri. Baik banget, nggak pelit sama teman. Malah sering ngingetin kami untuk jangan ngelakuin yang jelek-jelek," kenang Fadil, seorang teman dekat korban.