Untuk Mom yang Sedang Haid, Ini 4 Cara Mengais Pahala Ramadan Meski Sedang Tak Berpuasa

Me and Moms

19 Maret 2024 | 02:01:17
image
Bulan suci Ramadan segera tiba. Di bulan tersebut, setiap Muslim dan Muslimah yang cukup umur diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Hanya saja, puasa bisa menjadi hambatan jika tidak diajarkan sejak dini. Untuk itu, orangtua perlu mengajarkan anak soal puasa di bulan Ramadan. Dalam mengajarkannya puasa, orangtua butuh kesabaran karena beberapa anak kerap alami kesulitan. Berikut ini tips dan trik yang dapat membantu orangtua, dikutip IndoPop dari berbagai sumber! 1. Pahami Kesiapan Anak Umumnya, anak belum diwajibkan berpuasa secara penuh hingga mereka mencapai usia baligh. Fokuslah pada pembiasaan dan pengenalan konsep puasa sejak dini, sesuai dengan perkembangan mereka. Pastikan juga kondisi kesehatan anak baik sebelum memulai latihan berpuasa. 2. Mulailah Secara Bertahap Mulai dengan menahan haus terlebih dahulu. Latih anak untuk menahan haus dalam durasi pendek, misalnya 30 menit hingga 1 jam. Lalu perpanjang durasi secara bertahap. Sesuaikan dengan kemampuan anak, misalnya tambah 30 menit setiap minggunya. Latih menahan lapar saat sahur. Ajak anak bangun sahur dan konsumsi makanan sahur dalam porsi kecil. 3. Jelaskan Konsep Puasa dengan Cara Sederhana Orangtua wajib Sesuaikan penjelasan dengan usia anak. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Hubungkan puasa dengan aspek ibadah dan kebaikan. Ceritakan juga kisah-kisah teladan tentang orang yang berpuasa. 4. Jadilah Teladan Anak belajar banyak dari orangtua mereka. Tunjukkan semangat dan komitmen Anda dalam berpuasa. Ajak anak beraktivitas bersama saat sahur dan berbuka puasa, serta ciptakan suasana menyenangkan dan penuh semangat saat Ramadan. 5. Beri Apresiasi dan Dukungan Hindari paksaan dan hukuman. Hal ini dapat menimbulkan pengalaman negatif pada anak terkait puasa. Beri pujian dan reward atas pencapaian anak, meski dalam durasi yang singkat. Fokus pada niat dan usaha anak, bukan semata-mata pada durasi puasanya. 6. Libatkan Anak dalam Kegiatan Ramadan Ajak anak menyiapkan menu sahur dan berbuka puasa. Biarkan anak ikut berbelanja kebutuhan Ramadan bersama orangtua. Ajak anak membaca doa buka puasa dan shalat tarawih (sesuai kemampuan usia). 7. Konsultasikan dengan Guru atau Ustaz Para guru atau ustaz dapat membantu memberikan arahan dan bimbingan yang sesuai dengan agama dan usia anak. Ingat, proses belajar berpuasa membutuhkan waktu dan kesabaran. Fokuslah pada pembiasaan dan pengenalan konsep puasa, serta jalin suasana kekeluargaan yang hangat dan penuh semangat selama Ramadan.

Bulan Ramadan merupakan momen spiritual bagi umat Islam di seluruh dunia. Bagi perempuan yang sedang menstruasi atau haid, menjalani Ramadan bisa menjadi tantangan tersendiri.

rb-1

Nah dikutip IndoPop dari laman NU Online, kitab Taqrib menjelaskan ada delapan jenis ibadah yang dilarang bagi perempuan yang sedang haid yakni salat, puasa, membaca Alquran, menyentuh dan membawa mushaf, masuk masjid, thawaf, jima', dan bersenang-senang di sekitar organ kemaluan.


Baca Juga: Perbanyaklah Minta Ampun ke Allah saat Ramadan, Ini Bacaan Istigfar Paling Utama

rb-2

Namun meski perempuan haid mengalami sejumlah batasan untuk menunaikan ibadah, namun perempuan juga bisa mengais pahala dengan melakukan ibadah lainnya.

Berikut sejumlah ibadah yang dapat dilakukan perempuan dalam kondisi haid:

1. Mencari Ilmu Mencari ilmu menjadi pilihan ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu.

Baca Juga: Bukan Maksa, Ricky Harun Punya Cara Unik untuk Latih Anak Puasa Ramadan Full

Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah). Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad.

2. Berdoa Doa juga menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang haid atau nifas. Dalam sebuah hadits doa disebut sebagai mukhkhul ibâdah (otak dari ibadah).

Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh perempuan yang sedang haid atau nifas. Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa bisa juga disebut bermunajat.

3. Melakukan Kegiatan Sosial Di samping ibadah yang bersifat ritual, umat Islam juga diperintahkan untuk memperbanyak kegiatan positif yang bersifat sosial seperti donor darah, menanam pohon, memberi makan kaum fakir, memudahkan urusan orang lain, mengajar, menyediakan buka puasa bagi anak-anak jalanan, dan lain sebagainya.

Di bulan suci Ramadan, ibadah bernuansa sosial itu tercermin, misalnya, dalam perintah untuk menyuguhkan buka puasa walaupun hanya sebiji kurma. Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.

4. Berdzikir Dzikir termasuk perbuatan yang dianjurkan untuk siapa saja dan kapan saja. Dzikir menjadi indikasi hidupnya hati. Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya.

Mengalami masa haid saat Ramadan bukan halangan untuk perempuan mengais pahala dan menjalani ibadah Ramadan dengan penuh khusyuk.

Dengan persiapan yang matang, pengetahuan yang cukup, dan dukungan dari orang-orang terdekat, perempuan dapat tetap menjalankan ibadah dengan bijak dan penuh makna.

Tag haid Menstruasi Pahala ramadan

Terkini