Sheila Dara Heran KPI Larang TV Nasional Siarkan Berita Demo, Joko Anwar Ikut Meradang
Gosip

Beredar sebuah surat imbauan yang mengatasnamakan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi DKI Jakarta yang memicu kontroversi di masyarakat.
Surat yang diunggah oleh akun X @logos_id itu berisi imbauan kepada seluruh lembaga penyiaran atau stasiun TV untuk tidak menayangkan siaran atau liputan terkait aksi gelombang unjuk rasa yang menolak isu tunjangan rumah untuk anggota DPR RI.
Larangan ini dikeluarkan menyusul meningkatnya aksi unjuk rasa dari masyarakat yang menolak kebijakan tersebut.
Baca Juga: Jumlah Penonton Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari Capai Enam Ratus Saat Premiere
Video saat aparat bentrok dengan demonstran juga masih terus beredar luas di media sosial.
Termasuk momen ketika driver ojol (ojek online) Affan Kurniawan yang tewas setelah dilindas mobil rantis brimob semalam, Kamis (28/8).
Surat imbauan ini juga dirilis di hari yang sama saat insiden tragis itu terjadi.
Baca Juga: Mariana Renata Disuruh Ajak Jalan Nicholas Saputra: Jangan ngurusi gajah mulu
Sayangnya, isi imbauan tersebut justru membuat warganet semakin geram karena dinilai membatasi kebebasan pers dan mengabaikan hak publik untuk tahu.
Sederet publik figur pun bersuara mengenai imbauan ini. Salah satunya adallah aktris Sheila Dara Aisha.
Sheila yang dikenal tak banyak bicara tiba-tiba mengunggah surat imbauan itu di akun X miliknya pada hari ini, Jumat (29/8).
Ia menuliskan banyak tanda tanya seolah heran dengan keputusan dari pihak KPI.
Di sisi lain, sineas Joko Anwar lebih lantang dalam menyuarakan kemarahannya.
Sutradara ternama itu bahkan mendesak agar KPI dibubarkan. "LAWAN!!! BUBARKAN KPI!!!" tegasnya.
Joko Anwar menilai lembaga penyiaran telah menjadi alat kekuasaan karena menutup akses informasi penting bagi rakyat.
Dalam unggahan lain, ia kembali menegaskan bahwa publik harus tetap bersuara lantang menghadapi situasi ini.
"Marah artinya bukan ikut-ikutan, tapi masih punya nurani, tidak seperti mereka," ucap Joko.
Ia menyindir keras elite politik yang dianggap hanya peduli mengumpulkan harta tanpa peduli penderitaan rakyat.
"Rakyat cuma jadi objek dan objekan, diperas dan ditertawakan, ditindas dan dilindas. Mereka nggak mau lihat rakyat menderita, nggak mau dengar rakyat teriak kelaparan, mereka cuma mikir gimana bisa nimbun harta," ujarnya penuh emosi.
Joko Anwar menutup cuitannya dengan ajakan agar masyarakat tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi ini.
"Hidup cuma sekali, lawan! Suarakan. Yang penting nggak diam," pungkasnya.