Paula Verhoeven Laporkan Dugaan KDRT Baim Wong ke Komnas Perempuan, Bawa Bukti CCTV

Paula Verhoeven mengambil langkah tegas dengan melaporkan mantan suaminya, Baim Wong, ke Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) atas dugaan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Siti Aminah, selaku kuasa hukum Paula, mengungkapkan bahwa laporan yang diajukan meliputi dugaan kekerasan fisik, psikis, hingga seksual. 

"Kami menyampaikan dua laporan. Satu laporan dugaan kekerasan dalam rumah tangga yang diduga dilakukan oleh suami atau saat ini oleh saudara Baim," ucap Siti Aminah di kantor Komnas Perempuan pada Rabu  (30/4/2025). 

Baca Juga: Baim Wong Santai Jalani Ramadhan Tanpa Paula Verhoeven: Ya Pokoknya...

"Kemudian pengaduan terkait pernyataan pejabat publik yang diskriminatif," sambungnya.

Lebih lanjut, Siti Aminah menyatakan bahwa laporan kliennya telah diterima oleh 3 komisioner Komnas Perempuan.

Baca Juga: Gestur Paula Verhoeven Saat Disinggung Soal Isu Bawa Pria Lain ke Rumah

"Komnas Perempuan yang diwakili oleh ketiga komisioner telah menerima pengaduan kekerasan berbasis gender dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi yang dialami oleh Ibu Paula sebagai istri," ucapnya.

Dalam pengaduannya, pihak Paula juga menyertakan sejumlah bukti, termasuk rekaman kamera pengawas (CCTV). 

"Dalam hal ini kami juga sudah menyampaikan bukti berupa CCTV dan keterangan dari ahli digital forensik yang menilai rekaman CCTV yang memperlihatkan kekerasan fisik yang dialami oleh Ibu Paula," jelasnya. 

Selain itu, Siti Aminah juga menyoroti dugaan kekerasan ekonomi yang dialami Paula.

"Kemudian juga kami menyampaikan bahwa untuk bentuk kekerasan ekonomi dalam khasanah hak asasi perempuan itu dapat dikategorikan sebagai bentuk kontrol ekonomi dan eksploitasi ekonomi," ucapnya.

Sebagai informasi, Paula Verhoeven dan Baim Wong menikah pada 22 November 2018 dan dikaruniai dua anak laki-laki. 

Namun pernikahan keduanya berakhir setelah Baim mengajukan permohonan cerai talak pada 8 Oktober 2024, yang kemudian diputus oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 16 April 2025 dengan alasan adanya pihak ketiga.