Pamer Keris Bisa Berdiri, Menkeu Purbaya Sadewa Bikin Gemas: Seriusan Gantinya Sri Mulyani Begini?

Pelantikan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Senin (8/9/2025) oleh Presiden Prabowo Subianto, menandai babak baru dalam kepemimpinan ekonomi Indonesia.

Menggantikan sosok legendaris Sri Mulyani Indrawati, Purbaya langsung menjadi sorotan. Namun, bukan hanya kebijakan ekonominya yang diperdebatkan, melainkan juga berbagai pernyataan dan sisi kehidupannya yang menuai pro dan kontra hanya dalam hitungan hari.

Gelombang kritik pertama datang menyusul pernyataannya yang dinilai banyak kalangan kurang menghargai perjuangan para demonstran yang selama ini vokal menyuarakan Tuntutan 17+8 perbaikan terhadap pemerintah dan DPR. 

Baca Juga: Yudo Sadewa Diduga Anak Menkeu Purbaya Sebut Sri Mulyani Agen CIA yang Nyamar, Kini Akunnya Raib!

Sebab, dalam sebuah wawancara, Purbaya menilai tuntutan tersebut hanya datang dari sebagian kecil masyarakat yang kekurangan saja.

Para pengkritik menilai pernyataannya mengesahkan perjuangan dan pengorbanan para aktivis yang telah memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas negara.

Seiring dengan itu, menjadi seorang menteri, sontak segala sisi kehidupan Purbaya menggugah rasa ingin tahu netizen. Tak terkecuali akun media sosial pribadinya di Instagram, yang diramaikan oleh ribuan komentar warganet dari berbagai sudut pandang.

Baca Juga: Diantar Ratusan Karyawan, Sri Mulyani Sesenggukan Dinyanyikan Lagu Bahasa Kalbu

Keris di Meja Kerja dan Hobi yang Tidak Biasa

Keris milik Menteri Keuanga Purbaya Yudhi Sadewa. (Instagram)

Salah satu unggahan yang paling banyak mendapat respons adalah sebuah reel Instagram yang diunggahnya. Dalam reel tersebut, terlihat dengan jelas sebuah keris yang berdiri dengan gagah di atas meja, latar belakangnya memperlihatkan suasana yang elegan dan klasik.

"Bangung tidur....ku terus...main keris. Ini keris semar bisa berdiri juga ternyata," tulis Purbaya di caption.

Pada video tersebut, Purbaya juga berbicara soal keris yang dapat berdiri tersebut.

"Nih Mas Semar bisa berdiri juga Mas Semar, Semar Mesem, cantik," katanya dalam video.

Dari unggahan tersebut diketahui bahwa Purbaya memang mengoleksi beberapa bilah keris, senjata tradisional khas Nusantara yang memiliki nilai filosofis dan spiritual yang dalam, khususnya di Pulau Jawa.

Netizen pun membanjiri kolom komentar unggahan tersebut dengan beragam tanggapan. Sebagian besar menilai hobi sang menteri ini sebagai sesuatu yang "tidak biasa" dan "unik" untuk seorang ekonom.

"Hadeehhh pak menteri doyan klenik, gak anak gak bapaknya sama2 red flag. Baru sehari jadi petinggi, itu lambe turah-turah tenan! Pengen tau bojo/ibune koyok opo?" tulis seorang netizen.

"Seriusan ganti nya SMI (Sri Mulyani Indrawati) beginian?" kata yang lain.

"Pak Prabowo gak salah pilih kan pak???" sahut lainnya.

Kritik Gaya Bahasa dan Pembelaan atas Kecintaan Budaya

Tidak semua komentar bernada positif atau sekadar heran. Ada pula yang mengkritik gaya bahasa yang digunakan Purbaya dalam caption unggahannya, yang dinilai terkesan arogan dan terlalu filosofis, sehingga sulit dipahami masyarakat awam. Kritik ini sejalan dengan kesan yang ditangkap beberapa pihak dari pernyataan-pernyataan publiknya sebelumnya.

Menteri Keuanga Purbaya Yudhi Sadewa. (Instagram)

Namun, di tengah berbagai komentar kritis, tidak sedikit pula yang membela hobi Purbaya. Banyak netizen yang menilai mengoleksi dan menghargai keris adalah bentuk kecintaan pada budaya Indonesia yang justru perlu diapresiasi.

"Bro, mana empatimu?? Dadi pejabat negara kok pernyataan wagu," kata netizen.

"Tolong jangan lukai hati masyarakat tolong berkepercayaan rakyat bersih” bawahan kementerian keuangan sudah lama jadi saran disitu eselon 1 dan 2 dan 3 tolong bersih2 pak," komentar seorang pengguna lain.

Pro-kontra ini menunjukkan bahwa Purbaya Yudhi Sadewa tidak hanya mewarisi portofolio keuangan yang berat, tetapi juga harapan dan skeptisisme yang besar dari publik.

Bagaimana ia akan menyeimbangkan antara citra pribadi, kebijakan ekonomi, dan respons terhadap suara masyarakat akan menjadi tantangan utamanya ke depan.

Semua mata kini tertuju padanya, siap menilai setiap langkahnya memegang amanah mengelola perekonomian Indonesia.