Keren! Putra Hanung Bramantyo Rilis Film Pendek Sejarah Kemerdekaan Pakai Teknologi AI
Film

Barmastya Bhumi Brawijaya, putra sutradara ternama Hanung Bramantyo, mengikuti jejak ayahnya dengan merilis sebuah film pendek.
Film pendek yang merupakan karya visual AI tersebut mengisahkan sejarah dramatis kemerdekaan Indonesia.
Pada Senin (18/8/2025), Hanung memamerkan karya sang putra dan menuai banyak pujian.
Baca Juga: Hanung Bramantyo Minta Film Merah Putih One for All Ditunda Penayangannya
Proyek ini menampilkan cerita di balik Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Hanung menjelaskan bahwa para pemuda 'Gen Z' pada masa itu berani 'membajak kemerdekaan' agar tidak tercemar oleh penjajah.
Baca Juga: Hanung Bramantyo Khawatir Anak-anaknya Main Gadget: Dilarang atau Dibatasi?
Karya ini diawali dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Jepang berjanji memberikan kemerdekaan pada Indonesia melalui PPKI pada 24 Agustus 1945.
Namun para pemuda seperti Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, dan Sukarni mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan lebih awal.
Ketika desakan itu tidak digubris, para pemuda menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Setelah perdebatan panjang, Soekarno-Hatta akhirnya setuju. Proklamasi pun dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 dibantu Laksamana Tadashi Maeda.
Hanung Bramantyo menegaskan bahwa cerita ini bukan fiksi, melainkan dirangkum dari berbagai buku sejarah.
Di antaranya buku berjudul "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat" dan "Djakarta 1945: Awal Revolusi Kemerdekaan."
Barmastya Bhumi bersama Hanung Bramantyo dan 'Dua Ibu'
Karya visual AI karya putra Hanung Bramantyo ini mendapat sambutan luar biasa dari warganet.
Mereka memuji visualisasi sejarah yang terasa nyata dan emosional, serta menyebutnya sebagai penggunaan AI yang tepat
"Merinding nontonnya. Film AI ini, terasa begitu nyata," komentar salah satu warganet.
Karya ini juga ramai dibandingkan dengan film animasi "Merah Putih One for All" yang baru-baru ini tayang dan menuai kritik tajam.
Warganet pun penasaran dengan biaya produksinya, mengingat film "Merah Putih" dikabarkan menelan biaya hingga Rp6,7 miliar.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Hanung Bramantyo memberikan jawaban yang mengundang tawa.
"6,7 M. Cuma dikasih ke saya cuma 1 juta. Sisanya entah," balas Hanung, diduga sindiran halus untuk film "Merah Putih.