Fiersa Besari Ungkap Detik-detik Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono Embuskan Napas Terakhir di Puncak Cartstensz

Fiersa Besari,mengisahkan perjalanan yang kini tak lagi hanya tentang menaklukkan ketinggian, tetapi juga tentang kehilangan Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono yang menyayat hati.

Gosip

03 Maret 2025 | 19:19:03
image
Penyanyi sekaligus pecinta alam Fiersa Besari. [Instagram]

Langit Papua membentang luas, menyaksikan kisah pilu yang terukir di puncak tertingginya. Di tengah petualangan yang semula penuh semangat, duka menyelimuti para pendaki di Carstensz Pyramid, tempat Elsa Laksono dan Lilie Wijayati menghembuskan napas terakhir mereka, terkulai dalam pelukan dingin yang tak berbelas kasih.

rb-1

Fiersa Besari, sang musisi dan pencinta alam, mengisahkan perjalanan yang kini tak lagi hanya tentang menaklukkan ketinggian, tetapi juga tentang kehilangan yang menyayat hati. Pendakian dimulai pada Jumat, 28 Februari 2025, dengan langkah-langkah penuh harapan, didampingi para pemandu berpengalaman. Namun, takdir berkata lain, mempertemukan mereka dengan badai yang mengguncang, memisahkan Fiersa dari rombongan Elsa dan Lilie yang kemudian menghadapi tragedi di Sabtu kelam, 1 Maret 2025.

Melalui unggahan penuh kepiluan, Fiersa mengisahkan bahwa ia berada dalam tim kecil bersama dua orang lainnya, sementara Elsa dan Lilie berjuang bersama tiga pendaki lain di bawah bendera operator tur yang berbeda. Hari itu, langit Carstensz menyaksikan para pendaki, termasuk tamu-tamu asing serta perwakilan Balai Nasional, mendaki dengan harapan menjejakkan kaki di titik tertinggi Indonesia.

Baca Juga: Fiersa Besari Bayar Pajak Penghasilan Capai Rp119 Juta, Ditjen Pajak: Manyala Abangku!

rb-2

Namun, pendakian Carstensz bukanlah sekadar perjalanan biasa. Tebing curam menjulang setinggi 600 meter, menghadang dengan segala tantangannya. Tali menjadi satu-satunya pegangan di antara jurang yang menganga. Di ketinggian 4885 MDPL, di mana oksigen menipis dan suhu menggigit tanpa ampun, setiap detik begitu berharga, dan diam terlalu lama berarti menyerahkan diri pada hipotermia yang mengintai dalam kebisuan.

Dalam kegelapan malam yang mencekam, Elsa dan Lilie beserta tiga pendaki lain terjebak di tengah tebing. Fiersa dan rekan-rekannya mencoba menghubungi mereka melalui HT, namun hanya keheningan yang menjawab, meninggalkan kekhawatiran yang kian menyesakkan. Upaya penyelamatan pun segera digerakkan. Relawan lokal dan internasional berpacu dengan waktu, menyusuri jalur berbatu yang dingin dan penuh risiko.

Baca Juga: Siapa Feby Putri? Simak Profil Penyanyi yang Viral Duet dengan Rapper Korea Loco

Ketika kabar itu tiba, bahwa kelima pendaki akhirnya ditemukan, ada sedikit kelegaan di tengah duka. Namun, takdir berkata lain bagi Elsa dan Lilie. Alam telah merengkuh mereka dalam keabadian, meninggalkan kenangan yang tak akan pudar dari hati para sahabat dan keluarga.


Di akhir kisah yang menggetarkan hati ini, Fiersa mengucapkan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada semua pihak yang telah berjibaku dalam proses evakuasi. Dengan suara yang nyaris tertahan oleh kesedihan, ia memohon agar setiap orang menahan diri dari spekulasi dan komentar yang hanya menambah luka.

Dunia pendakian kembali kehilangan dua sosok tangguh. Elsa Laksono dan Lilie Wijayati, kini telah menjadi bagian dari angin yang berembus di puncak Carstensz, dari matahari yang perlahan menyinari lereng-lereng curam, dari desir salju yang turun dengan hening. Mereka abadi, dalam kenangan, dalam kisah yang akan terus diceritakan dari generasi ke generasi.

Tag Lilie Wijayanti Poegiono Elsa Laksono Carstensz Fiersa Besari Puncak Cartstensz

Terkini