Anji Gak Mau Ikut Ribut Soal Kisruh Royalti, Tapi Ternyata Juga Korban?

Persoalan royalti musik belakangan ini kian memanas, namun musisi Anji Manji memilih untuk tidak terlalu vokal. 

Dia menilai perdebatan tersebut sudah terlalu rumit dan melibatkan banyak pihak, padahal akar permasalahannya cukup sederhana.

"Sudah terlalu bising, terlalu rumit, terlalu ribet, padahal sebenarnya permasalahannya mudah," kata Anji baru-baru ini.

Baca Juga: Ahmad Dhani Siap Bawa Polisi ke Konser yang Tak Izin Pakai Lagu Komposer AKSI

Menurut Anji, salah satu penyebab utama kekisruhan ini adalah Undang-Undang Hak Cipta yang dianggapnya masih abu-abu. 

Pemilik nama asli Erdian Aji Prihartanto ini berpendapat bahwa solusi tidak hanya terletak pada regulasi, melainkan juga melibatkan aspek empati, etika, dan pengertian.

"Kalau misalnya kita bicara dari sisi undang-undang, maksudnya aturan saja, ya pasti enggak akan ketemu benang merahnya. Karena memang aturannya abu-abu," jelas Anji.

Baca Juga: Prinsip! Dikta Enggan Nyanyikan Lagu Yovie & Nuno saat Tampil Solo: Gak Etis

Oleh karenanya, Anji menyarankan agar kedua kubu yang berseteru saat ini dapat duduk bersama dan menyatukan suara. 

Dengan demikian, sistem yang sudah ada hanya perlu berfokus pada fungsi pengawasan.

Meski memilih untuk tidak banyak bicara, Anji tidak memungkiri bahwa dia juga merupakan korban dari sistem royalti yang carut marut ini. 

Sebagai seorang pencipta lagu, dia mengaku belum pernah menerima royalti dari lagu-lagu ciptaannya yang dibawakan oleh musisi lain di berbagai panggung.

"Saya juga tidak mendapat royalti dari lagu-lagu saya yang dibawakan banyak penyanyi di panggung-panggung. Nol! Tidak ada masuk performing rights. Saya bisa kasih buktinya," tegas Anji.

Beberapa nama besar yang diduga tidak membayarkan performing rights atas lagu-lagu ciptaan Anji antara lain melibatkan karya-karya lamanya bersama Drive, lagu "Merindukanmu" yang populer dibawakan D'Masiv, serta "Berpisah Itu Mudah" bersama Rizky Febian dan Mikha Tambayong.

"Saya dapat nol rupiah dari mereka. Jadi, ciptakan lagu cuma-cuma," ungkap Anji. 

Bahkan, lagu-lagu ciptaan Anji yang dinyanyikan oleh Lyodra, Cynthia Gabriela, hingga Judika pun tidak menghasilkan royalti baginya.

Meskipun terdampak, Anji memandang gugatan hukum yang dilayangkan oleh pencipta lagu kepada penyanyi sebagai hal yang wajar. 

Musisi 46 tahun ini memahami bahwa langkah ini bisa diambil sebagai luapan "rasa yang dipendam lama."

"Gugatan hukum menurut saya memang sebuah langkah yang bisa diambil. Jadi, kita juga harus mencoba mengerti bahwa ada rasa yang dipendam lama," tutur Anji.

Selain itu Anji mengakui ketidaktahuannya mengenai apa yang sebenarnya dirasakan oleh pencipta lagu hingga memilih jalur hukum. 

Namun dia menyimpulkan bahwa hal tersebut terjadi karena perasaan mereka tidak diindahkan, tidak digubris, atau tidak dianggap meskipun ada undang-undang yang mengaturnya.

"Jadi akhirnya mereka menempuh jalur hukum," imbuh Anji.

Anji sendiri memilih untuk tidak terlalu jauh berkomentar mengenai berbagai gugatan yang sedang berlangsung di industri musik. 

"Buat saya, itu sah-sah saja untuk diambil, dan memang ada hukum yang mengakomodasi itu. Jadi saya enggak ikut campur, tapi menurut saya itu adalah langkah yang bisa diambil," pungkasnya.

Perseteruan antara penyanyi dan pencipta lagu terkait izin penggunaan karya memang semakin sering terjadi dan kerap berakhir di meja hijau. 

Kasus-kasus yang mencuat belakangan ini antara lain gugatan Ari Bias terhadap Agnez Mo, Keenan Nasution terhadap Vidi Aldiano, serta laporan Yoni Dores terhadap Lesti Kejora.