Ahli Gizi Bilang Ulat di Sayur MBG Bangkalan "Bisa Dimakan dan Berprotein", Warganet Syok
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kamal, Bangkalan, menjadi sorotan setelah sejumlah orang tua menemukan ulat hidup di dalam sayur daun singkong yang disajikan untuk siswa. Temuan ini memicu gelombang protes dan keheranan di media sosial.
Insiden tersebut terjadi ketika makanan yang dikirim dalam wadah ompreng diperiksa oleh orang tua siswa. Alih-alih sayur yang bersih, mereka justru menemukan ulat-ulat yang masih aktif bergerak di antara daun singkong.
Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Gili Timur, Diandra Dieva Pertiwi, mengakui adanya kelalaian dalam proses penyajian makanan untuk para siswa.
Baca Juga: Viral! Ibu Menangis Histeris di Nisan Kedua Putrinya yang Meninggal Akibat Kecelakaan
"Kami menyadari dan mengakui sepenuhnya bahwa telah terjadi kelalaian dalam tahap pencucian dan pemeriksaan bahan makanan sebelum diolah," ujarnya ketika dikonfirmasi.
Namun, penjelasan yang disampaikan pihak SPPG justru memicu kontroversi lebih lanjut. Diandra menjelaskan bahwa ulat yang ditemukan tersebut adalah jenis Samia cynthia ricini, yang menurutnya dapat dikonsumsi.
Baca Juga: Aeronnshikii Team Liquid Ternyata Sudah Nikah dengan Rara, Alyssa Rekan FTV Terkejut
“Itu merupakan ulat yang biasa hidup di batang atau area daun singkong. Menurut penelitian yang ada, sebenarnya ulat jenis Samia cynthia ricini ini bisa dikonsumsi dan tinggi protein. Hanya saja, memang tidak seharusnya hal ini terjadi,” jelas Diandra, berusaha memberi konteks ilmiah atas temuan tersebut.
Ulat Pada Sayur Daun Singkong MBG. [TikTok]
Penjelasan ini tidak meredakan kemarahan publik. Sebaliknya, komentar warganet di media sosial justru membanjir dengan ekspresi syok, heran, dan sindiran tajam.
"Ulatnya buat lu aja jangan dikasih anak sekolah," ujar seorang netizen.
Netizen lain mempertanyakan logika dari pernyataan SPPG, "Apa ga ada jawaban yang lebih masuk akal dari ini?"
"org yg ngomong tolong disuruh mencontohkan makan ulet trus dividioin baru kasih ke anak2. ngadi2 bgt ngomonge ngenes tenan (Orang yang bicara tolong disuruh contohkan makan ulat terus divideoin, baru kasih ke anak-anak. Berani sekali omongannya, menyedihkan benar)," kata netizen lain.
Diandra Dieva Pertiwi. [Instagram]
"Jawaban apa sih ini," kata lainnya.
Insiden ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan ketat dalam program pemberian makan anak sekolah. Banyak pihak menekankan bahwa terlepas dari kandungan protein ulat tersebut, yang terpenting adalah menjaga kebersihan, keamanan pangan, dan memastikan makanan yang disajikan layak serta aman dikonsumsi oleh anak-anak.
SPPG Kecamatan Gili Timur menyatakan akan melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh terhadap proses pengadaan, pencucian, dan pengolahan bahan makanan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.