Rumah Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya Dijarah, Nafa Urbach Buru-buru Minta Maaf

Nafa Urbach minta maaf sambil nangis.

Gosip

31 Agustus 2025 | 08:59:42
image
Nafa Urbach minta maaf karena telah melukai rakyat Indonesia

Malam itu, Sabtu 30 Agustus 2025, linimasa media sosial mendadak bergetar. Wajah sendu seorang perempuan terpampang jelas dalam unggahan video berdurasi dua menit. Ia menundukkan kepala, suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca. Perempuan itu adalah Nafa Urbach, artis sekaligus anggota DPR RI yang kini tengah menjadi sorotan utama negeri.

rb-1

Sambil menahan tangis, ia merangkai kalimat yang terdengar berat untuk keluar dari bibirnya. Kata-kata itu bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah pengakuan atas kesalahan, sekaligus upaya untuk meredakan badai kemarahan rakyat yang sudah terlanjur menggelegak.

“Dengan segala kerendahan hati dan hormat yang begitu besar untuk masyarakat Indonesia, saya, Nafa Indria Urbach, meminta maaf yang sebesar-besarnya atas perkataan saya yang telah melukai hati masyarakat Indonesia,” ucapnya dengan suara parau.

Baca Juga: Eko Patrio Minta Maaf Cuma Pakai Sandal Jepit, Tapi Nginap di Hotel Rp8 Juta per Malam

rb-2

Kata “maaf” itu meluncur di tengah gelombang besar krisis kepercayaan publik terhadap wakil rakyat. Tangisnya seakan menjadi simbol betapa dalamnya jurang yang memisahkan para elit politik dengan suara rakyat di bawah.

Amarah rakyat yang meledak belakangan ini bukanlah tanpa sebab. Di tengah situasi ekonomi yang makin menghimpit, harga kebutuhan pokok yang melambung, dan ketidakpastian kerja yang menghantui, muncul sebuah pernyataan dari Nafa Urbach yang dianggap menampar kesabaran masyarakat.

Dalam sebuah siaran langsung di media sosial, Nafa melontarkan keluhan: ia merasa terganggu dengan kemacetan dari rumahnya di Bintaro menuju Senayan. Ia juga membela kebijakan tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta per bulan bagi anggota DPR, dengan alasan rumah jabatan sudah dikembalikan ke pemerintah.

Baca Juga: Video Joget Viral di Tengah Isu Kenaikan Gaji DPR, Uya Kuya Minta Publik Tak Percaya Hoaks

Nafa Urbach [Instagram]Nafa Urbach [Instagram]
“Dana Rp 50 juta itu bisa dipakai untuk kontrak rumah di dekat Senayan, khususnya bagi anggota DPR dari luar kota,” ujarnya kala itu, santai dari balik kemudi mobil Alphard.

Pernyataan yang bagi sebagian elit mungkin terdengar wajar, namun di telinga rakyat justru menjadi peluru panas. Publik murka. Warganet berbondong-bondong mengkritik, menyebut Nafa seakan hidup di dunia yang berbeda dengan rakyat kebanyakan.

“Kalau macet, naik KRL atau TransJakarta dong, Bu! Lebih cepat daripada Alphard,” tulis seorang netizen di kolom komentar.

Kemurkaan itu tidak hanya berhenti di dunia maya. Sabtu sore, 30 Agustus 2025, Jakarta diguncang peristiwa besar. Rumah megah milik Ahmad Sahroni, rekan Nafa sekaligus anggota DPR dari Fraksi Nasdem, digeruduk massa di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok.

Ahmad SahroniAhmad Sahroni
Ratusan orang mendesak masuk. Gerbang rumah didobrak. Dinding bergetar oleh teriakan. Barang-barang mewah menjadi sasaran: televisi layar datar, kulkas berlapis krom, tas Hermes, jam tangan Richard Mille, hingga koleksi patung Iron Man yang berdiri gagah di ruang tamu—semua lenyap dalam sekejap.

Rumah itu luluh lantak. Sahroni sendiri hanya bisa terdiam, tak berdaya menghadapi amukan rakyat.

Momen ini menjadi puncak dari ledakan amarah. Publik seakan ingin menunjukkan bahwa kesabaran mereka telah mencapai titik nadir. Dan di tengah kepulan asap emosi itulah nama Nafa Urbach kembali disebut-sebut.

Tangis yang Tak Mampu Menahan Gelombang

Menyadari badai semakin membesar, Nafa akhirnya memilih menundukkan kepala. Malam itu, lewat Instagram pribadinya, ia mencoba membuka pintu hati rakyat dengan sebuah permintaan maaf.

Wajahnya sayu. Suaranya pecah. Tangannya gemetar saat merangkai kata.

“Kiranya ada pintu maaf yang besar untuk saya dimaafkan. Sekali lagi, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia,” katanya lirih.

Terakhir, rumah Eko Patrio dan Uya Kuya juga menjadi sasaran amuk dan penjarahan warga yang kecewa dengan aksi mereka joget-joget saat gajinya sebagai anggota DPR dinaikkan. 

Eko PatrioEko Patrio
Namun publik tahu, permintaan maaf bukanlah sulap yang bisa menghapus amarah dalam sekejap. Tangisan Nafa malam itu justru memunculkan pertanyaan: Apakah air mata politisi masih bisa dipercaya? Atau hanya menjadi drama panggung di tengah sorotan kamera?

Tag Nafa Urbach Ahmad Sahroni Eko Patrio Uya Kuya

Terkini