Joko Anwar Sebut Pengalaman Musik Ifan Seventeen Belum Cukup untuk Pimpin PFN

Joko Anwar menyatakan bahwa penunjukan Ifan Seventeen memiliki sisi positif dan negatif.

Gosip

13 Maret 2025 | 19:20:42
image

Penunjukan vokalis band Seventeen, Ifan Seventeen, sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) menuai berbagai reaksi dari publik, khususnya dari kalangan industri perfilman. 

rb-1

Sutradara ternama, Joko Anwar, turut memberikan pandangannya dalam sebuah podcast bersama Kemal Palevi.

Joko Anwar menyatakan bahwa penunjukan Ifan Seventeen memiliki sisi positif dan negatif. Salah satu sisi positifnya adalah latar belakang Ifan di industri hiburan, meski lebih banyak berkecimpung di dunia musik. 

Baca Juga: Ifan Seventeen Pimpin PFN, Dari Panggung Musik ke Kursi Dirut

rb-2

"Sisi positifnya dulu deh. Ifan Seventeen kan pernah bekerja di industri hiburan, walaupun musik. Ya sedikit banyak dia tahu lah hiburan seperti apa, industrinya," ujarnya, seperti dikutip pada Kamis (13/3/2025).

Selain itu, Joko Anwar juga melihat penunjukan Ifan sebagai langkah yang membawa perhatian publik terhadap PFN. 

Baca Juga: Dukung Tunjangan Rumah 50 Juta untuk DPR, Nafa Urbach Kena Sentil Joko Anwar

"Sebelum ini kan direktur utama PFN itu selalu ditempati oleh orang-orang yang probably tidak punya spotlight, jadi semua orang nggak tahu. Jadi perhatian orang ke PFN juga nggak begitu besar," kata sutradara "Pengabdi Setan" itu.

"Dengan adanya orang yang dikenal di PFN, dua hari ini kan semua orang ngomongin PFN. Orang yang nggak tahu PFN jadi tahu PFN, which is bisa dibilang positive side lah," tambahnya.

Namun, Joko Anwar juga menyoroti sisi negatif dari penunjukan ini. Ia menekankan kompleksitas industri perfilman yang membutuhkan pengalaman dan pemahaman mendalam. 

"Buruknya, sisi negatifnya adalah, pertama, harus dipahami bahwa produksi film atau perusahaan yang menangani film, apakah itu produksi, distribusi, manajemen film, in general itu adalah sesuatu yang sangat kompleks banget. Bahkan gue sekarang udah lebih dari 20 tahun di film, gue masih buram," jelasnya.


Joko Anwar mencontohkan bahwa bahkan para profesional yang telah lama berkecimpung di industri film pun tidak selalu dapat menjamin kesuksesan sebuah produksi. 

"Orang yang punya pengalaman puluhan tahun bekerja di industri film, bukan cuma di Indonesia, bahkan misalnya di Amerika yang yang industri filmnya luar biasa maju, nggak bisa dipastikan juga mereka paham film. Contohnya mereka masih bikin film yang flop, nggak laku," katanya.

Sutradara kondang yang akrab disapa Jokan itu juga menyinggung tentang risiko yang dihadapi oleh para pembuat film, terlepas dari pengalaman mereka. 

"Nggak ada yang bisa memastikan bahwa orang yang sudah lama bekerja di film, dia pasti tahu film. Nggak juga," ungkapnya.

Menurutnya, orang yang puluhan tahun berkecimpung di bidang film dan pernah membuat karya-karya masterpiece, pada akhirnya jatuh juga, baik secara finansial atau kreatif. 

"Jadi nggak ada yang bisa memastikan bahwa orang yang sudah lama bekerja di industri film, baik sebagai tenaga kreatif atau orang yang bekerja di production tahu industri film. Apalagi orang yang belum cukup pengalaman bekerja di industri film," tuturnya.

Meskipun Ifan Seventeen memiliki beberapa pengalaman di bidang produksi film, seperti film dokumenter tentang tsunami, Joko Anwar menilai pengalaman tersebut belum cukup. 

"Ya Ifan Seventeen kan memang punya beberapa kredit terlibat di pembuatan film. Misalnya ada film dokumenter yang kemarin (tsunami). Dia juga sebagai produser eksekutif katanya. Tapi it's not enough (itu nggak cukup)," tegasnya.

PFN sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki peran penting dalam sejarah perfilman Indonesia. PFN telah menghasilkan berbagai film dokumenter dan film cerita yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia.

Tag joko anwar ifan seventeen dirut pfn film indonesia

Terkini