Janggal! Video Klarifikasi Rizki Pemuda Bandung Viral, Netizen Dengar Bisikan Ini
Jagat maya kembali dihebohkan dengan perkembangan kasus Rizki Nur Fadhilah (18), pemuda asal Kabupaten Bandung yang belakangan ramai diberitakan diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Setelah viral video sang nenek yang meminta tolong, kini muncul video klarifikasi terbaru dari Rizki yang justru memicu tanda tanya besar di kalangan netizen.
Dalam video berdurasi singkat yang beredar luas di media sosial tersebut, Rizki tampil mengenakan kaos hitam dengan latar belakang tembok putih polos.
Ia memberikan pernyataan bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja. Ia menepis kabar yang menyebut dirinya mengalami penyiksaan atau kekerasan fisik.
"Saya Rizki Nur Fadhilah, saya ingin meluruskan fakta terkait isu yang beredar dikarenakan itu tidak benar, itu kemauan saya sendiri tidak ada paksaan," ujar Rizki.
Lebih lanjut, Rizki juga memastikan kebutuhan dasarnya terpenuhi di tempat ia berada saat ini.
"Saya di sini baik-baik saja, kondisi saya aman, tadi sudah dikasih makan," tambahnya.
Namun, di akhir kalimat, ia menegaskan keinginan kuatnya untuk segera pulang ke Indonesia karena merasa tidak betah.
Meski narasi yang disampaikan bersifat menenangkan, publik justru menangkap sinyal berbeda. Ekspresi wajah Rizki yang datar dan nada bicaranya yang monoton membuat warganet curiga bahwa klarifikasi tersebut dibuat di bawah tekanan atau intimidasi pihak tertentu.
Klarifikasi Rizki Nur Fadhilah [Tiktok]
Kejanggalan semakin menjadi sorotan ketika sejumlah netizen yang jeli mengaku mendengar suara-suara mencurigakan di latar belakang video tersebut. Dalam kolom komentar, warganet ramai membahas adanya suara bisikan yang diduga mengarahkan Rizki saat berbicara.
"Itu ada suara siapa yang bilang cambuk," tulis salah satu netizen.
Komentar ini memicu spekulasi liar bahwa Rizki mungkin sedang diawasi ketat saat merekam video klarifikasi tersebut.
Kecurigaan publik bukan tanpa alasan. Netizen lainnya mengaitkan video ini dengan pola serupa yang pernah terjadi pada kasus-kasus sebelumnya.
"Pernah ada yang cerita di podcast Densu, Uya, dan dr. Richard. Disuruh bikin video kalau dia baik-baik saja padahal itu paksaan orang sananya," timpal netizen lain.
Narasi dalam video ini juga sangat bertolak belakang dengan keterangan keluarga Rizki yang disampaikan sebelumnya kepada awak media. Dedi Solehudin, ayah Rizki, sempat mengungkapkan dugaan bahwa anaknya mengirim pesan sembunyi-sembunyi yang menyatakan kondisi sebaliknya.
Menurut penuturan sang ayah berdasarkan komunikasi sebelumnya, Rizki diduga dipaksa bekerja sebagai scammer atau penipu daring.
"Anak saya disiksa tiap hari. Soalnya dia enggak dapat target korban. Kalau enggak dapat, dia disiksa," ungkap Dedi saat ditemui di kediamannya di Desa Dayeuhkolot beberapa waktu lalu.
Dedi menjelaskan bahwa putranya harus mencari setidaknya 20 nomor kontak korban potensial. Jika target tersebut meleset, ancaman fisik disebut-sebut akan diterima oleh Rizki. Hal ini tentu sangat kontradiktif dengan pengakuan "aman" yang baru saja dilontarkan Rizki di video terbarunya.
Klarifikasi Rizki Nur Fadhilah [Tiktok]
Banyak pihak menduga, video klarifikasi ini sengaja dibuat untuk meredam kehebohan yang terjadi di Indonesia. "Ini pasti dipaksa klarifikasi, mohon dibantu Pak," seru netizen lain meminta aparat segera bertindak dan menelusuri keberadaan pasti Rizki.
Kronologi keberangkatan Rizki sendiri bermula dari iming-iming karier sepak bola. Rizki yang merupakan mantan pemain SSB Hesebah dan Diklat Persib Bandung, awalnya dijanjikan kontrak bermain bola di Medan, Sumatera Utara, oleh seorang kenalan lewat Facebook.
Pada 26 Oktober lalu, ia dijemput travel menuju Jakarta dan diterbangkan ke Medan. Namun, keluarga menduga Rizki kemudian diterbangkan ke luar negeri secara non-prosedural, dengan dugaan kuat berakhir di salah satu negara Asia Tenggara yang kerap menjadi tujuan sindikat tenaga kerja ilegal.
Pemerintah setempat pun telah turun tangan menanggapi laporan keluarga. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung, Dadang Komara, membenarkan bahwa keluarga telah melapor sejak 7 November lalu. Pihaknya kini berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).
Dadang menyebut status Rizki dikategorikan sebagai pekerja migran non-prosedural. Hal ini membuat proses penelusuran dan pemulangan membutuhkan koordinasi lintas negara yang melibatkan KBRI dan kementerian terkait untuk memastikan lokasi dan keselamatan Rizki.
Kasus ini pertama kali mencuat ke publik setelah nenek Rizki membuat video pilu yang memohon bantuan Presiden Prabowo Subianto untuk memulangkan cucunya. Video sang nenek yang menangis histeris itu menjadi pemantik perhatian nasional terhadap nasib Rizki.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian di mana lokasi video tersebut diambil. Publik terus mendesak pemerintah untuk bergerak cepat, mengingat kekhawatiran bahwa video "baik-baik saja" tersebut hanyalah upaya menutupi kondisi sebenarnya yang dialami Rizki.