Fadil Nazri, Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta Bocah Pendiam
Suasana di SMAN 72 Kelapa Gading berubah drastis sejak ledakan siang itu. Di tengah kepanikan dan kabar yang terus bergulir, muncul kesaksian seorang siswa bernama Raka (18), siswa kelas XI, yang mengaku sempat berkomunikasi dengan terduga pelaku beberapa waktu sebelum peristiwa tragis itu terjadi.
Dengan wajah masih tampak pucat dan suara bergetar, Raka menceritakan kembali momen terakhir interaksinya.
“Saya sempat berkomunikasi sama dia, cuma nanya soal puncak Bulan Bahasa, kayak ‘kapan sih acaranya?’ gitu aja,” ujar Raka ketika ditemui di RS Islam Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Baca Juga: Diduga Pelaku Ledakan SMAN 72, Fadil Nazri Ternyata Korban Bullying!
Ditemukan airsoft gun dalam peristiwa ledakan SMAN 72 Jakarta. [dok. Ist] Pertanyaan sederhana itu kini terdengar penuh makna baginya. Raka mengaku tak pernah menyangka bahwa percakapan ringan itu bisa jadi jejak terakhir sebelum ledakan mengguncang sekolah mereka.
“Dia nggak ngomong apa-apa, nggak cerita mau ngapain. Saya tuh dari dulu emang suka nyapa dia kalau ketemu. Dia juga kadang cuma senyum, jarang ngobrol,” tambah Raka lirih.
Sosok yang dikenal tertutup itu rupanya juga meninggalkan kesan serupa bagi teman-teman lain. Irza, teman seangkatan Raka, ikut bersuara. Ia menyebut terduga pelaku sebagai sosok yang lebih suka menyendiri dan jarang berinteraksi di luar lingkar pertemanan kecilnya.
Baca Juga: Ini Makna Tulisan-Tulisan pada Senjata di TKP Ledakan SMAN 72
“Setahu saya dia pendiam banget. Biasanya di kelas aja, jarang banget keluar atau ngobrol sama teman-teman lain,” ujar Irza.
Irza mengaku tidak satu angkatan dengan terduga pelaku, namun bayangan sosok yang kerap menyendiri itu masih jelas di ingatannya—seseorang yang terlihat biasa saja, tanpa ada tanda-tanda mencurigakan.
Namun semua berubah pada Jumat siang yang mencekam itu. Ledakan keras mengguncang kawasan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Suara dentuman yang tiba-tiba memecah keheningan itu membuat seluruh siswa dan guru panik berhamburan keluar dari kelas, mencari perlindungan.
SMAN 72 Jakarta diguncang ledakan. [TikTok] Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, memastikan bahwa tim Gegana telah dikerahkan ke lokasi untuk menyelidiki sumber ledakan.
“Ya, saat ini sedang kami olah TKP di sana. Sedang kami dalami, nanti hasilnya akan kami sampaikan,” ujar Asep di RS Islam Jakarta, Jumat siang.
Polisi masih berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Dugaan sementara mengarah pada senjata rakitan yang mungkin meledak di area sekolah, namun sumber pastinya belum bisa dipastikan.
Tragedi itu meninggalkan luka mendalam. Sebanyak 52 orang menjadi korban, sebagian mengalami luka ringan, sementara lainnya harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Kini, puluhan siswa dan guru tengah dirawat di RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Di antara bau antiseptik dan suasana mencekam rumah sakit, masih tersisa banyak tanda tanya — tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa sosok di balik ledakan itu.
Sementara itu, bagi Raka dan teman-temannya, sekolah yang dulu penuh tawa dan semangat kini berubah menjadi tempat penuh kenangan kelam. Dan percakapan ringan tentang “Bulan Bahasa” kini terdengar seperti gema masa lalu yang menyesakkan dada. [Selvianus Kopong Basar]