Darius Sinathrya Singgung Karma untuk Polisi yang Lakukan Kekerasan saat Demo
Gosip

Cuitan Darius Sinathrya di media sosial X terkait aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap pengunjuk rasa menjadi sorotan publik.
Dalam cuitannya, suami Donna Agnesia itu menyoroti tindakan oknum polisi yang melakukan kekerasan terhadap demonstran yang sudah diamankan.
"Buat adik-adik polisi yang masih main gebuk orang yang udah dipegangin dan nggak melawan," tulisnya, seperti dikutip pada Jumat (21/3/2025).
Baca Juga: Sederet Momen Darius Sinathrya Rawat Sang Ayah Sebelum Meninggal Dunia
"Jangan lupa, karma itu ada. Semoga anak cucu anda selalu dilindungi Tuhan," sambung ayah tiga anak tersebut.
Darius lantas menyinggung tentang gaji aparat kepolisian yang berasal dari pajak masyarakat
Baca Juga: Profil Ferry Irwandi, Konten Kreator yang Kritik UU TNI dan Ikut Turun Aksi
"Manusia yang kalian gebukin itu, seperak dua perak pajak yang dibayar dirinya atau orangtuanya, bisa jadi sarapan Anda pagi tadi," pungkasnya.
Cuitan tersebut menuai beragam komentar dari netizen. Banyak yang mendukung pendapat Darius dan mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan aparat.
"Mana mereka peduli soal ini, udah pada dicuci otak," tulis seorang netizen. Komentar tersebut mendapat banyak tanda suka.
Netizen lain menyoroti soal balasan karma atas tindakan kekerasan tersebut.
"Pasti polisi yang memukul orang akan jelek akhir hidupnya kecuali bertaubat dan minta maaf sebelum ajal menjemput," ujar netizen.
Aksi unjuk rasa yang melatarbelakangi cuitan ini terjadi pada Kamis (20/3/2025). Demonstrasi berlangsung di berbagai daerah, termasuk di Jakarta dan Semarang.
Di Jakarta, massa berkumpul di depan Gedung DPR RI menolak pengesahan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI). Aksi tersebut sempat berlangsung damai.
Namun, ketegangan meningkat ketika massa mulai melemparkan petasan dan batu ke arah polisi. Akibatnya, empat anggota kepolisian mengalami luka bakar.
Polisi akhirnya membubarkan massa setelah situasi semakin tidak kondusif. Sejumlah fasilitas umum rusak, termasuk pagar dan gerbang Gedung DPR RI.
Berbagai pihak mengecam tindakan represif yang terjadi. Mereka menilai aparat seharusnya menahan diri dan mengutamakan pendekatan dialog.