Charly Van Houten Pilih Sumbangkan Royalti Lagu, Gak Sepakat dengan Ahmad Dhani Cs?

Charly Van Houten kembali mencuri perhatian publik karena keputusannya untuk menyumbangkan sebagian besar royalti karya-karyanya kepada sanggar-sanggar seni.

Langkah ini juga menjadi sinyal ketidaksetujuannya terhadap polemik royalti yang tengah diperjuangkan oleh sejumlah musisi lain, termasuk Ahmad Dhani.

Charly menyatakan bahwa ia tidak mengambil pusing soal 'harta gono-gini' atas karyanya.

Baca Juga: Ada Mahalini Hingga Marcell Darwin, 4 Artis Pilih Mualaf Sebelum Menikah

Sebaliknya, Charly memilih memberikan royaltinya kepada dunia seni sebagai bentuk apresiasi dan kontribusi terhadap perkembangannya di Indonesia.

"Dari hasil royalti aku akan berikan kepada sanggar-sanggar seni. Khusus kemarin sih aku rencananya untuk Cirebon dulu ya," ujar Charly baru-baru ini.

Bersama kuasa hukumnya, Henky Solihin, Charly akan menyumbangkan sebanyak 40 persen royalti dari karyanya selama setahun penuh.

Baca Juga: Sabrina Chairunnisa Unboxing Sepatu Rp15 Juta Hadiah Baek Hyun Woo untuk Hong Hae In 'Queen of Tears'

"Jadi pendapatan royalti beliau ini tidak semuanya ya, sekitar 40 persen akan disumbangkan untuk sanggar seni. Selama satu tahun," tutur Henky.

Charly mengungkapkan bahwa langkah ini bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga keprihatinan terhadap kondisi industri musik saat ini.

Baginya, polemik soal royalti seharusnya tidak memecah belah antara penyanyi dan pencipta lagu.

"Justru di sinilah sebuah bentuk keprihatinan aku sebagai seniman, musisi. Jadi prihatin saja, bukan bicara salah dan benar, tapi bicara keharusan saja," ujarnya.

"Enggak mau buat gaduh juga, sudahlah untuk karya-karyaku dibawakan di panggung, di tongkrongan, bebas saja," tambahnya.

Melalui tindakannya ini, Charly Van Houten secara pribadi menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap perjuangan Ahmad Dhani cs terkait royalti.

Charly lebih menyerahkan urusan tersebut kepada Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dan ingin fokus pada penciptaan karya yang baik.

"Itu sudah ranahnya LMKN, enggak perlu jadi peperangan, malah terkesan semua bicara soal hukum dan undang-undang," kata Charly.

"Harusnya kita bicara soal karya, bicara bagaimana ke depan kita bisa berkarya, menciptakan hasil karya yang baik, bukan jadi ngurusin undang-undang sih," pungkasnya.