Anisa Bahar Minta Maaf Kepada Anaknya usai Terungkap Idap Anxiety Disorder

Dirundung penyesalan, Anisa Bahar menceritakan perjuangan Jelita Bahar, melawan anxiety disorder. Di awal kemunculan gejala, Anisa sempat kebingungan dan bahkan menduga putrinya terkena hal-hal gaib, karena ketidaktahuannya tentang gangguan kecemasan.

Anisa tak kuasa menahan air mata saat berbagi kisah, diliputi penyesalan karena kurang memahami kondisi putrinya sedari awal.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Rumpi No Secret Trans TV (@rumpi_ttv)

Baca Juga: 4 Rekomendasi Sarapan di Jakarta Pusat yang Legendaris, Cocok Buat yang Mengurangi Nasi

rb-2

"Aku tahu, tapi aku nggak mengerti kalau ada penyakit seperti itu. Jadi aku pikir, anak ini kenapa? Bukannya bawa ke psikiater, aku malah bawa ke orang pintar. Aku sampai berpikir, 'kayaknya anak aku kena guna-guna deh'. Bahkan aku sempat bertanya-tanya, 'apa anak aku gila ya?' karena benar-benar nggak paham," terang Anisa Bahar dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Anisa melanjutkan ceritanya dengan mengenang saat gejala yang dialami Jelita muncul secara tiba-tiba.

Baca Juga: 3 Aktor ini Dianggap Tertawakan Sandra Dewi perihal Kasus Korupsi Timah

Ia menceritakan bagaimana putrinya tiba-tiba mengalami kejang di dalam mobil saat mereka sedang dalam perjalanan, yang mengharuskan mereka segera membawanya ke rumah sakit.

"Waktu itu aku lagi nyetir, kami sedang di jalan, tiba-tiba dia kejang. Dia minta aku berhenti dan keluar dari tol. Akhirnya aku bawa dia ke rumah sakit," beber Anisa.

Walaupun kejadian tersebut telah berlalu, Anisa mengaku masih merasa gamang dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya.

"Dia minta dirawat di rumah sakit, dan aku terus bertanya-tanya, 'Ya Allah, ini kenapa? Anak aku punya gangguan apa? Apa gangguan jiwa?' karena aku benar-benar tidak tahu," ujarnya.

Anisa Bahar, Juwita Bahar, dengan keluarga [Instagram]
 

Sebagai tulang punggung keluarga, Anisa sempat menghadapi dilema akibat kondisi Jelita. Putrinya sering menangis dan enggan ditinggal bekerja, sehingga memengaruhi aktivitasnya.

"Setiap hari dia sering masuk rumah sakit, dan aku sampai nggak bisa kerja. Setiap kali aku mau berangkat kerja, dia menangis, nggak mau aku pergi. Aku jadi bingung, kalau aku nggak kerja, siapa yang kasih makan?" papar Anisa.

Sekarang, Anisa telah memahami kondisi putrinya dan menyadari betapa pentingnya penanganan yang tepat. Dengan penuh ketulusan, ia meminta maaf kepada Jelita karena merasa belum memberikan yang terbaik sebagai seorang ibu.

"Sekarang aku sudah paham. Aku minta maaf kalau selama ini aku belum bisa menjadi ibu yang baik. Mungkin aku nggak mengerti dia, sampai membuat dia kecewa. Mungkin dia berpikir, 'kamu mama aku, tapi kamu nggak mengerti aku.' Itu karena aku memang nggak tahu tentang penyakit ini sebelumnya," tutupnya.