Viral! Siswa SMA Ubah Nasi MBG Jadi Nasi Goreng, Admin Gerindra Pasrah: Biarin Dah, daripada Tawuran

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah tengah ramai diperbincangkan publik. Program ini sejatinya ditujukan untuk meningkatkan gizi siswa di sekolah-sekolah.
Namun, belakangan muncul banyak laporan keracunan massal yang diduga akibat menu MBG, sehingga memicu kritik dan sorotan tajam masyarakat.
Di tengah kabar kurang menyenangkan itu, justru ada tingkah kocak sekaligus kreatif dari para siswa yang menolak mubazir.
Baca Juga: Gaya Parenting Deddy Corbuzier ke Azka Tuai Pro Kontra
Alih-alih membuang makanan MBG yang dianggap membosankan, mereka malah mendaur ulang menu tersebut menjadi hidangan baru yang lebih menggugah selera. Aksi tersebut bahkan viral di media sosial, khususnya TikTok.
komentar Akun Gerindra
Dalam salah satu video yang diunggah akun @humnrts, tampak sekelompok siswi SMA tengah mengumpulkan nasi dari jatah MBG yang mereka terima. Di kelas, terlihat sebuah kompor portable dan wajan sudah terisi bumbu nasi goreng.
Baca Juga: Livy Renata Sindir Fetish Deddy Corbuzier Nanyain Keperawanan usai Viral MBG
Dengan kompak, mereka pun memasak nasi goreng dari bahan yang tersedia. Video tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 7 juta kali dan banjir komentar dari netizen.
Banyak yang menilai aksi para siswa ini sebagai bentuk kreativitas agar makanan tidak terbuang sia-sia. Namun, ada juga yang menyoroti bahwa fenomena ini mencerminkan kurang menariknya menu MBG yang disediakan.
Menariknya, akun TikTok resmi Partai Gerindra ikut memberikan komentar yang tak kalah menyita perhatian. Akun tersebut menuliskan
“Biarin aja, dah. Daripada tawuran, ’kan. Mending pada masak.”
komentar Akun Gerindra
Komentar itu sontak menuai berbagai reaksi warganet. Ada yang menilai tanggapan tersebut santai sekaligus menghibur, sementara sebagian lainnya menyebutnya sebagai bentuk “pasrah” terhadap realita di lapangan.
Fenomena viral ini pun menambah panjang perdebatan soal efektivitas program Makan Bergizi Gratis. Di satu sisi, niat pemerintah dianggap baik untuk menunjang kebutuhan gizi siswa. Namun di sisi lain, kasus keracunan dan kurang variatifnya menu memicu kontroversi yang terus bergulir.