Tangis Astrid Kuya Pecah, Klarifikasi soal Rumah yang Dijarah Bukan Dibangun dari Gaji DPR
Gosip

Rasa haru begitu terasa dalam video yang dibagikan Astrid Khairunisha bersama Uya Kuya di Instagram pada Rabu (10/9/2025).
Dalam video singkat tersebut, Astrid tampak tak kuasa menahan air mata saat berbincang bersama sejumlah ibu-ibu di sebuah masjid, membagikan kisah pilu yang menimpa keluarganya.
Astrid menegaskan dirinya merasa menjadi korban fitnah setelah banyak tudingan miring beredar di media sosial.
Baca Juga: Sudah Minta Maaf, Apartemen Uya Kuya Tetap Ditarget Massa Penjarah
“Di sosial media mengatakan suami saya meledek, atau yang Rp3 juta sehari, atau segala macam. Tidak ada. Tidak ada suami saya berkata begitu. Saya benar-benar merasakan seorang korban fitnah, saya merasa dizalimi,” ungkap ibu dua anak itu dengan suara bergetar.
Tak hanya soal tudingan, Astrid juga mengungkapkan tekanan berat yang dialaminya selama tujuh bulan terakhir, termasuk tragedi penjarahan rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada 30 Agustus 2025 lalu.
uya kuya dan astrid 2
Baca Juga: Video Joget Viral di Tengah Isu Kenaikan Gaji DPR, Uya Kuya Minta Publik Tak Percaya Hoaks
Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong dan diserbu massa. Tak hanya properti yang hilang, sejumlah kucing kesayangan Uya Kuya juga sempat raib, meski sebagian berhasil ditemukan kembali.
“Sampai yang terjadi dengan rumah saya. Bu, tidak ada sepeser pun duit dari DPR untuk membangun rumah itu. Tidak ada,” ujar Astrid sambil menahan tangis.
Ia juga mengaku sempat bertemu dengan salah satu pelaku penjarahan dan menegaskan bahwa rumah tersebut adalah hasil kerja keras, bukan dari jalur instan.
“Sampai saya ketemu sama yang melakukan penjarahan, saya bilang, 'kamu tahu rumah itu dibangun dengan keringat saya. Dengan keringat suami saya. Syuting dari pagi sampai pagi,” tambah Astrid.
Astrid Kuya. [Instagram]
Sementara itu, pihak Polres Metro Jakarta Timur terus menindaklanjuti kasus ini. Hingga kini, jumlah tersangka penjarahan rumah Uya Kuya bertambah menjadi 12 orang, termasuk mereka yang diduga sebagai pelaku penyerangan petugas dan provokator di media sosial.
Astrid dan Uya berharap agar masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi di dunia maya. Mereka juga meminta publik untuk menghargai jerih payah keluarga yang sudah belasan tahun berkarier di dunia hiburan.