Musisi Thailand Jeff Satur Bagikan Opini Soal Kamboja Diduga Langgar Genjatan Senjata
Gosip

Musisi Thailand Jeff Satur membagikan opininya mengenai perang yang terjadi antara negaranya dan Kamboja.
Hal itu dibagikan di X atau Twitter pada Selasa (29/7) mengomentari soal Kamboja yang diduga melanggar genjatan senjata.
"Ini bukan tentang menyebarkan kebencian—karena bagi saya, tidak ada yang menjadi musuh, hanya manusia," kata Jeff Satur.
Baca Juga: Profil Dua Trainee Indonesia di Survival Show Thailand Chuang Asia Season 2
"Tidak ada pihak yang seharusnya menggunakan kekerasan atau membunuh," sambungnya.
Menurut Jeff, perang yang terjadi merugikan korban yang banyak membunuh warga sipil.
Baca Juga: Harga Tiket Konser Jeff Satur 'Red Giant' di Jakarta, Pembelian Dibuka 22 Juli
"Dalam perang, tidak ada pemenang sejati—hanya warga sipil yang menderita dan kehilangan," ucap Jeff.
Namun akhirnya genjatan senjata yang diduga dilanggar negara tetangga perlu dibagikan Jeff.
"Tapi sekarang, kita berbicara dari tempat kebenaran, dan kebenaran harus didengar," ungkap Jeff yang bakal konser di Indonesia.
Dalam postingan itu, dia juga membagikan fakta genjatan senjata Thailand yang dilanggar Kamboja. Fakta itu lantas dialih bahasakan ke beberapa Bahasa termasuk Indonesia.
Dari postingan Jeff, dikabarkan Thailand selalu mencari penyelesaian secara aman. Namun Kamboja adalah oknum yang melancarkan serangan militer pertama.
Artis Thailand Jeff Satur komentari genjatan senjata yang dilanggar Kamboja [instagram]
Selain itu, Kamboja melakukan kejahatan perang seperti menargetkan warga sipil, sekolah, rumah sakit, situs warisan dan Kawasan permukiman.
"Kamboja menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia. Kamboja menyebarkan berita palsu dan disinformasi," salah satu daftar fakta.
Layaknya cinta negara, Jeff Satur mengakui negaranya selama ini mengikuti hukum internasional dan tidak pernah menjadi pihak penyerang.
Kolom komentar dipenuhi banyak emotikon cinta dari fans dan netizen.
Perang antara Thailand dan Kamboja pecah. Mengutip AFP korban mencapai 35 orang meninggal dan 200 ribu mengungsi sejak Kamis (24/7).