Mamat Alkatiri Soroti NU Diduga Larang Muhammadiyah Salat di Lapangan
Komika Mamat Alkatiri memberikan opininya pada problem yang terjadi di Desa Rempoah Banyumas.
Sebelum ramadan berakhir, di desa tersebut beredar surat larangan ditujukan untuk cabang Muhammadiyah Baturraden.
Surat tersebut resmi keluar pada 27 Maret lalu hasil diskusi kepala desa, ketua BPD, perangkat desa dan tamir masjid.
Baca Juga: Lagu 'Agak Laen' Jadi Soundtrack Demo Penolakan UU Pilkada di DPR
Surat larangan itu menanggapi pelaksanaan salat id yang bakal dilakukan di lapangan Akrab Desa Rempoah.
Diskusi itu menyatakan tidak setuju bila dilakukan salat di lapangan karena dianggap masjid masih bisa menampung umat.

Baca Juga: 3 Harta Mewah Abdur Arsyad, Diduga Dapat Sehabis Pulang Antar Donasi
Selain itu, perangkat desa ingin kumpulnya dalam satu tempat salat id bisa menjaga persatuan kerukunan umat.
"Menciptakan kondusifitas masyarakat tetap terjaganya persatuan dan kesatuan juga kerukuman umat Islam," begitu salah satu alasan dilarangnya salat di lapangan.
Tak main-main, surat itu ditanda tangani 11 orang penting.
Merasa surat itu penuh dengan ketidakadilan, maka virallah kasus ini. Hingga didengar Mamat Alkatiri.
Dia pun memberikan opininya menyoroti hal tersebut di media sosialnya.
"Jangan berharap minoritas dilindungi di sini, yang mayoritas aja lagi berantem sesama kok :)," ucap Mamat.
"Paham gak sih NU & Muhammadiyah itu cuma ormas, bukan mahzab atau 2 agama yang berbeda," sambungnya.
Karena ramai diperbincangkan, Kepala Desa Rempoah Banyumas mengeluarkan pencabutan surat larangan.
"Kami cabut surat tersebut. Selanjutnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Baturraden dipersilahkan menggunakan Lapangan Akrab Desa Rempoah," bunyi surat itu.
Maka, hari ini (31/3) semua umat di Desa Rempoah bisa menjalankan salat id sesuai keinginan, bisa di masjid maupun di lapangan.