Jerome Polin Soroti Gaji DPR Rp3 Juta Sehari vs Guru untuk Sebulan: Sedih
Influencer Jerome Polin kembali menyuarakan kritikannya terkait kondisi pemerintahan.
Kali ini, ia menyoroti kabar kenaikan gaji anggota DPR dan tunjangan yang dinilainya sangat fantastis, terutama tunjangan rumah dan pajak.
Komentar Jerome ini menarik perhatian publik di tengah isu gaji guru yang dianggap "beban negara".
Baca Juga: Tur Pertama Kalinya, ZEROBASEONE Bakal Konser di Indonesia Oktober 2024
Melalui akun media sosialnya, Jerome membagikan rincian gaji anggota DPR yang jika diakumulasikan bisa mencapai sekitar Rp104 juta per bulan.
Rincian ini berdasarkan data yang beredar dari Setjen DPR dan Kementerian Keuangan.
IG Story Jerome Polin
Baca Juga: Hobi Mahal Youtuber Antonius Soedjono, Ada Statue Iron Man Seharga Lebih dari Rp200 Juta
Dari berbagai tunjangan yang diterima anggota DPR, ada dua poin yang paling membuat Jerome heran.
Pertama adalah tunjangan pajak yang berarti pajak anggota DPR ditanggung oleh negara alias rakyat.
"Di saat semua dipajakin. Ada DPR yang dapet TUNJANGAN PAJAK alias gak bayar pajak, alias pajaknya ditanggung sama rakyat," tulis Jerome pada Rabu (20/8/2025).
Poin kedua adalah tunjangan rumah yang mencapai Rp50 juta. Hal ini dinilai ironis karena banyak rakyat justru kesulitan untuk sekadar membeli rumah.
"Mana dapet tunjangan beli rumah 50 juta, di saat rakyatnya susah buat beli rumah. Hahahaha capek," imbuhnya.
IG Story Jerome Polin
Jerome mempertanyakan peran DPR sebagai "Dewan Perwakilan Rakyat" jika hidup mereka jauh lebih mewah dibandingkan rakyat yang mereka wakili.
Ia menegaskan bahwa pejabat seharusnya menjadi pelayan rakyat.
Selain menyoroti tunjangan yang tidak masuk akal, Jerome juga membandingkan penghasilan DPR dengan gaji guru.
Ia bahkan mengunggah ulang komentar warganet yang menyebut gaji DPR bisa mencapai Rp3 juta sehari, sementara gaji guru hanya Rp3 juta sebulan.
"Sedih," komentarnya singkat.
Sebelumnya, Jerome juga ikut bersuara ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap gaji guru sebagai "beban negara".
Jerome mengaku sedih, sebab ia percaya bahwa kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikan dan kesejahteraan tenaga pendidik.